Ngikutin ga kalo sekarang banyak tuh orang beken masang iklan dimana-mana guna naikin pamor di mata orang laen. Kalo diperhatikan, iklan yang dipasang itu selalu mengarahkan pikiran audience pada sosok yang mengagumkan, hero, humble, rajin menolong, jujur dan seabrek identitas lain. Wah pokoknya manusia perfect deh. Ga ada iklan yang menggambarkan tokoh antagonis, hobi gonta-ganti pasangan, suka di"suap", pokoknya sesuatu yang real tentang dirinya.
Bertolak belakang banget ya dengan hakikat manusia yang jelas "tidak ada yang sempurna". Kecuali Dia yang maha Kuasa. Sayangnya, hal ini seringkali dilupakan oleh sebagian orang, bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, dan bahwa manusia itu juga manusia. Lha, tokoh atau sosok beken itu juga manusia kan?
Di sisi lain, dahsyatnya pengaruh iklan ini luarbiasa besarnya. Justru hal inilah yang membuat siapun yang hendak memasarkan sesuatu membuat iklannya sebagus dan seindah mungkin, memuat pesan-pesan positif. Sesuatu yang terus menerus dilihat, didengar, lama kelamaan akan memberikan pengaruh di otak manusia, dan mengingat apa yang dipesenin iklan tadi. Nah, kalo begini akibatnya dapat ditebak, memory manusia akan mengingat terus-menerus apa yang disampaikan oleh iklan. Bayangin aja, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kita coba dan kita liat, ketika iklan sudah menjejali pikiran kita, lambat-lambat kitapun tertarik untuk cari tau, apa itu, dah akhirnya mencobanya.
Sayang sekali, jika kesadaran mengenai dampak positif dan negatif yang ditimbulkan iklan kurang di sadari. Harusnya, ada iklan lain yang menjadi iklan kontra dan independent, memuat pesan lain "agar hati-hati dengan seabrek iklan", pernah ga ya. Aku sampai sekarang belum pernah tahu sih.
Melihat maraknya iklan tokoh beken sekarang ini, saya sedikit berharap, agar tidak terlena dengan kebaikan dan kemahasempurnaan tokoh yang ditayangin. Dia juga manusia, makan nasi sama seperti kita, memiliki hati yang bergejolak, pikiran yang kadang-kadang mengandalkan sisi kemanusiaan seseorang. Jadi, jangan terpegaruh. FYI, Pemilu dah tinggal menghitung ratusan hari, ga lama lagi, jadi......hmmm bisa ditebakkan?
Klik disini untuk baca selengkapnya..
Rabu, 13 Agustus 2008
Senin, 11 Agustus 2008
Kalau Rem lagi Blong
by.Niek
Pernah terpikir nggak, kenapa mobil bisa berhenti, kenapa motor bisa melaju lambat? Ternyata ada suatu alat yang sangat penting, yang mau nggak mau harus selalu ada. Nah, bisa ditebak alat itu namanya REM. Kalo menurut kamus Bahasa Indonesia, rem adalah alat untuk memperlambat atau menghentikan gerakan atau putaran. Jika rem tidak ada, maka pasti nggak kebayang, akan terjadi chaos di sana-sini. Mobil yang bergerak makin cepat akan menabrak mobil lain yang memilki kecepatan yang sama, truk gandeng akan menabrak sedan, becak mesin akan menabrak sepeda motor, kapal laut akan menabrak karang besar. Nggak kebayangkan hasilnya jika rem itu tidak ada.
Kalo kita pikir lagi, jika perusahaan kayu remnya lagi blong. Pastinya, penebangan hutan akan dimaksimalkan. Yang penting produksi kayunya terus berkesinambungan. Entah bagaimana, pejabatpun bisa terseret-seret, asal hutan bisa dibabat, kayu bisa diperoleh, tebang saja, kalo perlu oli pelicin masuk ditangan mereka yang berkuasa melegalkan.
Bagaimana lagi jika seorang artis terkenal remnya lagi blong. Bukan hal yang baru lagi kan, jika banyak yang terkenal karena sebelumnya memberi sentuhan-sentuhan mengggoda kepada pencari bakat. Akibatnya, bagai bom yang meledak dengan keras, iapun terkenal dengan materi yang berlimpah, dengan perbuatan menyimpang seperti menggoda suami orang, skandal seks dengan orang ternama, utang yang nggak habis-habisanya, sampai overdosis karena narkoba. Baru-baru ini seorang artis cantik, berinitial SM, punya pacar ganteng RD dijaring polisi karena nyabu. Miris.
Coba lihat jika suami remnya lagi blong, wah..kebayang nggak. Uang jarang disetor kepada istri karena mengalir lebih dahulu ke dapur istri-istri tersembunyi. Mulai belajar bersilat lidah, dengan dalih lembur, mulai jarang di rumah. Pekerjaan diselesaikan di ‘kantor bar” ataupun meja kantor berganti “di hotel”. Pulang di rumah, langsung capek, tidur membelakangi istri.Kayak kasus AN yang beristri diva dangdut, wah bukan hanya menerima uang suap, tapi ternyata menodai kesucian ranjang rumah demi ayam kampus.
Lain cerita jika istri yang remnya lagi blong. Kerjaannya shopping mulu, mengoptimalkan uang dari suami. Smsan dengan brondong, alhasil anak ga terurus, rumah berantakan, suami jadi naik darah dan..tebak sendiri hasilya.
Sebenarnya, sesuai fungsinya rem adalah alat vital yang wajib selalu ada dan di service. Saya pemakai sepeda motor, tiap sebulan sekali, kain rem harus dicek, apa masih oke atau sudah aus. Sehingga pengendara tidak jatuh apabila mengendarai kendaraannya. Jadi, lihatlah betapa pentingnya memperhatikan rem itu sendiri.
Demikian dalam perjalan hidup, dibutuhkan pengendalian diri terhadap keinginan diri, menurut istilahnya pengendalian segala hal kedagingan. Setiap keinginan kedagingan tidaklah awet dan gampang busuk. Namanya saja daging, tidak ada yang bertahan lama. Hawa nafsu, amarah, kedengkian, persetubuhan, persetubuhan, kecintan uang, dan banyak hal lain yang berasal hati. Jika rem sudah tidak ada, maka keingianan daging itu menjadi raja atas diri kita. Tidak ada yang mampu mengendalikannya karena kita sendiripun tidak mampu. Ingatlah, yang utama bukan keinginan itu sendiri, tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan keinginan kita terhadap Tuhan.
(terinspirasi dari suatu dialog diTV)
Klik disini untuk baca selengkapnya..
Pernah terpikir nggak, kenapa mobil bisa berhenti, kenapa motor bisa melaju lambat? Ternyata ada suatu alat yang sangat penting, yang mau nggak mau harus selalu ada. Nah, bisa ditebak alat itu namanya REM. Kalo menurut kamus Bahasa Indonesia, rem adalah alat untuk memperlambat atau menghentikan gerakan atau putaran. Jika rem tidak ada, maka pasti nggak kebayang, akan terjadi chaos di sana-sini. Mobil yang bergerak makin cepat akan menabrak mobil lain yang memilki kecepatan yang sama, truk gandeng akan menabrak sedan, becak mesin akan menabrak sepeda motor, kapal laut akan menabrak karang besar. Nggak kebayangkan hasilnya jika rem itu tidak ada.
Kalo kita pikir lagi, jika perusahaan kayu remnya lagi blong. Pastinya, penebangan hutan akan dimaksimalkan. Yang penting produksi kayunya terus berkesinambungan. Entah bagaimana, pejabatpun bisa terseret-seret, asal hutan bisa dibabat, kayu bisa diperoleh, tebang saja, kalo perlu oli pelicin masuk ditangan mereka yang berkuasa melegalkan.
Bagaimana lagi jika seorang artis terkenal remnya lagi blong. Bukan hal yang baru lagi kan, jika banyak yang terkenal karena sebelumnya memberi sentuhan-sentuhan mengggoda kepada pencari bakat. Akibatnya, bagai bom yang meledak dengan keras, iapun terkenal dengan materi yang berlimpah, dengan perbuatan menyimpang seperti menggoda suami orang, skandal seks dengan orang ternama, utang yang nggak habis-habisanya, sampai overdosis karena narkoba. Baru-baru ini seorang artis cantik, berinitial SM, punya pacar ganteng RD dijaring polisi karena nyabu. Miris.
Coba lihat jika suami remnya lagi blong, wah..kebayang nggak. Uang jarang disetor kepada istri karena mengalir lebih dahulu ke dapur istri-istri tersembunyi. Mulai belajar bersilat lidah, dengan dalih lembur, mulai jarang di rumah. Pekerjaan diselesaikan di ‘kantor bar” ataupun meja kantor berganti “di hotel”. Pulang di rumah, langsung capek, tidur membelakangi istri.Kayak kasus AN yang beristri diva dangdut, wah bukan hanya menerima uang suap, tapi ternyata menodai kesucian ranjang rumah demi ayam kampus.
Lain cerita jika istri yang remnya lagi blong. Kerjaannya shopping mulu, mengoptimalkan uang dari suami. Smsan dengan brondong, alhasil anak ga terurus, rumah berantakan, suami jadi naik darah dan..tebak sendiri hasilya.
Sebenarnya, sesuai fungsinya rem adalah alat vital yang wajib selalu ada dan di service. Saya pemakai sepeda motor, tiap sebulan sekali, kain rem harus dicek, apa masih oke atau sudah aus. Sehingga pengendara tidak jatuh apabila mengendarai kendaraannya. Jadi, lihatlah betapa pentingnya memperhatikan rem itu sendiri.
Demikian dalam perjalan hidup, dibutuhkan pengendalian diri terhadap keinginan diri, menurut istilahnya pengendalian segala hal kedagingan. Setiap keinginan kedagingan tidaklah awet dan gampang busuk. Namanya saja daging, tidak ada yang bertahan lama. Hawa nafsu, amarah, kedengkian, persetubuhan, persetubuhan, kecintan uang, dan banyak hal lain yang berasal hati. Jika rem sudah tidak ada, maka keingianan daging itu menjadi raja atas diri kita. Tidak ada yang mampu mengendalikannya karena kita sendiripun tidak mampu. Ingatlah, yang utama bukan keinginan itu sendiri, tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan keinginan kita terhadap Tuhan.
(terinspirasi dari suatu dialog diTV)
Klik disini untuk baca selengkapnya..
Label:
Opini
Langganan:
Postingan (Atom)