Rabu, 13 Agustus 2008

Iklan dan Pesannya

Ngikutin ga kalo sekarang banyak tuh orang beken masang iklan dimana-mana guna naikin pamor di mata orang laen. Kalo diperhatikan, iklan yang dipasang itu selalu mengarahkan pikiran audience pada sosok yang mengagumkan, hero, humble, rajin menolong, jujur dan seabrek identitas lain. Wah pokoknya manusia perfect deh. Ga ada iklan yang menggambarkan tokoh antagonis, hobi gonta-ganti pasangan, suka di"suap", pokoknya sesuatu yang real tentang dirinya.

Bertolak belakang banget ya dengan hakikat manusia yang jelas "tidak ada yang sempurna". Kecuali Dia yang maha Kuasa. Sayangnya, hal ini seringkali dilupakan oleh sebagian orang, bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, dan bahwa manusia itu juga manusia. Lha, tokoh atau sosok beken itu juga manusia kan?

Di sisi lain, dahsyatnya pengaruh iklan ini luarbiasa besarnya. Justru hal inilah yang membuat siapun yang hendak memasarkan sesuatu membuat iklannya sebagus dan seindah mungkin, memuat pesan-pesan positif. Sesuatu yang terus menerus dilihat, didengar, lama kelamaan akan memberikan pengaruh di otak manusia, dan mengingat apa yang dipesenin iklan tadi. Nah, kalo begini akibatnya dapat ditebak, memory manusia akan mengingat terus-menerus apa yang disampaikan oleh iklan. Bayangin aja, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kita coba dan kita liat, ketika iklan sudah menjejali pikiran kita, lambat-lambat kitapun tertarik untuk cari tau, apa itu, dah akhirnya mencobanya.

Sayang sekali, jika kesadaran mengenai dampak positif dan negatif yang ditimbulkan iklan kurang di sadari. Harusnya, ada iklan lain yang menjadi iklan kontra dan independent, memuat pesan lain "agar hati-hati dengan seabrek iklan", pernah ga ya. Aku sampai sekarang belum pernah tahu sih.

Melihat maraknya iklan tokoh beken sekarang ini, saya sedikit berharap, agar tidak terlena dengan kebaikan dan kemahasempurnaan tokoh yang ditayangin. Dia juga manusia, makan nasi sama seperti kita, memiliki hati yang bergejolak, pikiran yang kadang-kadang mengandalkan sisi kemanusiaan seseorang. Jadi, jangan terpegaruh. FYI, Pemilu dah tinggal menghitung ratusan hari, ga lama lagi, jadi......hmmm bisa ditebakkan?


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hanya orang bodoh di zaman sekarang ini yang memilih karena liat foto atau iklannya. pembentukan image publik melalui iklan itu hanya bersifat fenomena (kalo kata si Kant). mestinya melihat nomenanya juga.
Btw, blog ini mulai nganggur ya?hehehe...

Anonim mengatakan...

yah namanya juga mereka usaha hahaha... cuma kasihannya ntar kalau mereka terpilih malah mereka cari duit pengganti iklan pas kampanye hahaha..... bikin dan pasang iklan kan ga murah..