Kemarin saya mengunjungi blog milik teman baik saya. Saya sangat tertarik pada tulisannya “no return..” Kesan pertama judulnya sangat menarik.
Biar saya jelasin lebih dahulu apa yang ditulisnya. Baginya, ketika sudah memilih satu jalan hidup, commitment and faithful on that way harus selalu berbarengan. Kelihatannya mudah, tetapi ternyata, jalan yang ditempuh dalam “mempertanggungjawabkan” pilihan jalan hidup itu susahnya bukan main. Awalnya memang penuh semangat, ditengah jalan seringkali harus terengah-engah untuk tetap berjalan di jalan yang sama.
Kalau bisa saya terjemahkan begini. Perjalanan hidup jika mengalami pergeseran pijakan, sudut tempuh jalan yang berbeda makin lama akan tercipta. Sedikit demi sedikit jalan hidup akan melenceng dan lama kelamaan, entah disadari atau tidak, titik perhatian hidup kitapun akan berbeda dari standar pilihan hidup terbaik. Nah, kalau sudah begini bukan siapun yang disalahkan…selain diri sendiri. Akibatnya seringkali penyesalan akan timbul dikemudian hari. Kayak orang lain selalu bilang, buat apa menyesal nasi sudah menjadi bubur. Pada intinya tidak mungkin kembali ke masalalu untuk mengubah apa yang sedang dijalani sekarang ini.
Lalu saya termangu, sekian jam saya berpikir melihat ke diri saya sekarang ini. Tidak gampang membuat hidup ini konsisten pada jalannya. Saya termasuk orang yang gemar mencoba hal-hal yang baru, walaupun teman saya sering kali berkata “kayak sedang mencoba gantung leher sendiri”. Hehehe, saya hanya tertawa setiap kali saya ketiban masalah. Jika ada masalah biasanya, mulai mereka-reka apa yang kemudian akan terjadi, parahnya seringkali saya malah milih escape dari masalah itu sendiri(Baca: melarikan diri, membuat dunia baru, lalu berjalan lagi dari nol)
Tenyata benar, itu bukan saja akan membawa dampak negative, bahkan dampak negativenya bisa seperti bom waktu, penyesalan dan putus asa suatu saat kelak. Baru-baru ini saya menyesali banyak kejadian di masa lalu yang menurut saya tidak seharusnya saya lalukan. Tapi tidak mungkin kembali untuk merubahnya kan? Apakah bisa membuat baju yang sudah usang menjadi baru kembali. Itu bagaikan membuat api di dalam sumur .
Tetapi apakah hanya sampai disitu saja semuanya? No return…menakutiku kembali dan menerorku. Saya kembali berdiskusi dengan hatiku, kesempatan untuk kembali ke masa lalu tidak akan pernah terjadi sampai ajal datang. Menyerahkah?? Tenyata masih ada kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki diri saat sekarang ini untuk dapat menjalani pilihan hidup yang benar terbuka lebar. Kualitas dan penghormatan terhadap diri sendiri ternyata masih tetap dapat dibuktikan. Jadi, sebelum terlambat benahilah sekarang segala yang compang-camping di masa lalu. Masa lalu tidak mungkin bisa dirubah, masa sekarang adalah yang dijalani dan masa depan adalah bukti perjalanan hidup masa sekarang. (Thank you, Ry)
For my beloved Daddy….I love you much, more than you’ve ever known
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
sebagai ultimate poin, waktu takkan berhenti, ia akan terus berjalan, tiada ampun, tak kenal henti, itu kata Wolterstorff. artinya memang kita tidak akan pernah bisa mengulang.
Sebagai poin tambahan, sesuatu yang pernah kita commitmen-kan kepada Tuhan, terutama yang berhubungan dengan panggilan hidup, tidak akan pernah ada kata no return, or you'll lose everything.
Posting Komentar