Sudah sebulan ini Finley dan Farold, dua ponakan ganteng dan lucu, yang satunya berumur 3 tahun, yang satunya 1 tahun 8 bulan, tinggal di rumah kami. Rumah yang dulu biasanya dihuni 4 orang (kini tanpa papa lagi), plus Miki_anjing kesayangan adikku, sekarang riuh dengan tingkah pola kedua buah hati abang saya, ditambah ipar saya. Bisa dibayangkan, rumah yang setiap hari sunyi_saya dan adik saya sibuk dengan aktivitas masing-masing, mendadak riuh dengan teriakan “jangan!” ,“ga boleh”, “nakal ya!” dan beberapa sinonimnya. Saya sampai terkadang marah, tetapi dipendam karena ponakan seolah tidak perduli apakah tantenya nyaman dengan ulah mereka. Hahaha..tapi itulah mereka, sayapun pernah sekecil mereka, dan karena itu saya pun harus selalu
mencoba memikirkan apa yang mereka pikirkan. Duh….
Seperti hari-hari sebelumnya, sebelum saya pergi seperti biasa saya mencium pipi Finley dan Farold. Alhasil, si kecil farold sambil berlari dengan kedua tangan ke atas, berteriak :”nenong tante”. Sayapun langsung menggendongnya, walau hanya sebentar karena terburu-buru harus segera berangkat. “Ga nyerah juga nih anak” bisikku dalam hati. Abisnya, dia seolah punya lem di badannya, tidak mau melepas dirinya dari pelukan. Mau tidak mau, saya harus bilang,”sayang, tante mau pergi dulu ya…” sambil mengecup pipinya.
Di jalan, sambil terus hari-hati pada pengendara motor lainnya tentunya, saya berpikir kembali mengingat peristiwa tadi. Saya baru ingat kalau Farold sering kali berlari-lari mendekati saya, sambil menaruh kedua tangannya di atas kepalanya, dan berteriak “ nenonggggggggggg tanteeeeeeee”, merengek dengan mata yang lucu. Saya geli mengingatnya. Tapi kemudian saya jadi berpikir, sepertinya setiap kali saya terlihat rapi (baca: seperti hendak bepergian), ataupun sedang memegang motor, dia melakukan hal yang sama. Tetapi, saat saya santai, duduk, hendak mengendongnya, dia berlari menjauh sambil berterik “mauuuuuuuuuuu” (bahasanya ga mau) ataupun “asssssssss” (bahasanya awas).
Hahahaa…saya jadi tertawa sendiri sepanjang jalan. Ternyata seorang anak kecil, berusia 1 tahun 8 bulan, sedang melalukan taktik politik terhadap tantenya. Saat dia memiliki keinginan tertentu, dia baru akan datang mendekat dan merayu. Saat keinginannya tuntas, maka iapun akan menjauh.
Lalu, sadar tidak kalau kitapun seringkali melalukan hal yang sama. Saat kita ada maunya terhadap orang lain, saat kita ada kepentingan tertentu terhadap orang lain, saat itu juga kita akan menjadi orang yang approachable. Welcome pada siapapun, ramah dan penuh senyum pada siapun. Bahkan kadang-kadang kelewatan menurut saya, jika ada maunya maka untuk mencapai tujuan “itu” dengan mudah membuka relasi terhadap yang berkentingan, menderma, visitasi dan segudang aktivitas lainnya.
Sesudah itu, selayak abis manis sepah dibuang. Tidak ada keramahan, tidak ada tangan yang terentang tadi, yang ada hanya “buang muka” seolah tidak pernah kenal. Gampang sekali melihat sinonimnya, apa pernah memperhatikan janji-janji calon pemimpin? Biasanya selalu menjanjikann yang indah-indah, membuka rumah untuk makan bersama, pengadaan fasilitas ini-itu. Apa dikata, setelahnya…kayak amnesia berat syukur aja tidak mejadi penyakit alzeimer , berkunjungpun ke daerah bencana hanya untuk nyetor wajah. Baru-baru ini (duh maaf kalau tersinggung) teman saya pernah berkata “ntar kalau nanti saya tidak ada kerja lagi, maka saya akan dekati dia (musuh bebuyutannya). Saya akan baikan dengan dia, dia kan orangnya kalau dibaik-baiki langsung menolong” Cuih…sebusuk apa rencana itu?
Tidak terasa saya sudah sampai ke tempat tujuan saya. Pikiran saya kembali melayang kepada Farold, kangen juga pada politik approachnya Semoga kalau sudah besar nanti tidak lagi berpolitik seperti itu..lalu, bagaimana dengan Kita? Saya berasumsi, kalau kita tidak pernah melalukan hal yang sama, jika ya berarti apa bedanya dengan Farold, seorang anak berusia 1 tahun 8 bulan? Haiya…
Kamis, 23 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
aku bisa bayangkan bagaimana farol minta gendong dan marah-marah sambil bilag aaasss (awas) hahaha...jadi kangen ama mereka
Posting Komentar